Seakan kita dilanda kesunyian yang menyering.
Bibirmu yang bergerak, penuh ketersembunyian
kalimat dan suara gelegak ombak pesisir.
Kupingku yang entah berdengarkan bisikan
bagai ilham Tuhan –tumaninah-, yang berhasil
menyesatkan iman para utusan.
Terpegang tetap namamu, sayang.
Tetapi namamu bukanlah pengobat rupa kerinduanku.