Jangan Lupakan Ibu, ya pak!

Rabu, 29 September 2010
Kristal-kristal yang perlahan meleleh di kening
bapak hampir terasa garam,
amat masam.
Tiap garis yang menekuk
di kening mengingatkan umur yang tak
lagi bening, kusam terasah berpenuh kerakal tajam.
Lintasan tualang panjangmu,
entah berapa tikung tajam terlewati dengan terseok,
terpeleset, terpingkal oleh
aspal panas jalan siang.

Beberapa saat lagi bapak, sabarlah sebentar duhai manusia paling utama.
Kau akan terlelap meninggalkan jejak segala keletihan dunia.
Kau akan tenang dalam belai isterimu yang terus akan mengenang kau seorang.
Kau akan bersanding dengan bidadari bersayap rama-rama, tapi jangan kau lupakan ibuku, ya pak!