Ada Apa Dengan Subuh?

Kamis, 23 September 2010
Pernah aku bertanya pada suatu sore yang
menguncup kelelahan, kepada orang-orang yang
menyukai nama beranda, sembari duduk berleha,
di kursi goyang atau bersila pada dipan yang
menatap murung jingga terakhir ini hari.
Aku menanyai, apakah makna embun pada tiap Subuh?

Orang-orang malah kian sibuk menelusuri kata-kata
pada koran kemarin, ada yang menoleh seakan
pandangan matanya menuduh, kemudian meleleh dan
mendadak kuyu,
bibirnya gemetar seakan kaya yang keluar adalah halilintar.

Tak ada jawaban apapun,
hanya segelintir bisik yang
berbicara tentang keindahan alun Adzan Subuh.

Embun pagi itu tidak ada dan takkan
pernah terlihat, sebab orang-orang mulai
mengacuh terhadap Subuh, keranda, dan
mata air swargaloka.