Alpa Pikiran

Sabtu, 04 September 2010
Bersyukur aku dapat melupa, mengurai berai ingatan segala perjalanan.
Lupa tiap kerakal tertancap di sela jemari kaki, lupa sayatan di hati buat sekujur pikiran terasa ngilu, lupa tiap permainan cinta yang menyakiti dan tersakiti nyeri.

Sejak mulai menghirup udara lewat temali pusar, aku sudah dibuat lupa, kapan terjadinya bentuk diriku, mengapa ruh ku betah tinggal di tubuh rapuh ini, atau perjanjian apa yang telah aku sepakati dahulu.

Entah mengapa lupa menjadi populer saat diri ini memutih kepala, seakan lupa menjadi senang menyapaku sepagi hari.

Lupa kata-kata mutiara yang terlontar, seakan aku ingin mengingkar.
Buat apa bersusah pikir, biarkan angin melena semuanya, rasakan tiap detaknya belai helai rerambutku.

Maaf aku lupa!!